Selasa, 21 Oktober 2014

VAGINITIS

Pengertian
Vaginitis adalah suatu peradangan pada daerah vagina. Hal ini dapat menghasilkancairan, gatal dan nyeri dan seringkali dihubungkan dengan iritasi atau infeksi pada vulva. Hal ini biasanya karena infeksi. Tiga jenis bakteri utama dari vaginitis adalah bakterial vaginosis (BV), kandidiasis vagina, dan trikomoniasis. Seorang wanita mungkin memiliki kombinasi dari infeksi vagina pada satu waktu. Gejala-gejala yang timbul bervariasi sesuai dengan bakteri yang menginfeksi, meskipun ada gejala umum bahwa semua infeksi vaginitis miliki tanda peradangan atau bahkan dapat asymptomatic. Menurut literatur lain Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disediakan oleh berbagai bakteri,parasit atau jamur. Infeksi ini sebagian besar terjadi karena hubungan seksual
Vaginitis merupakan diagnosis masalah ginekologis yang paling sering terjadi di pelayanan primer. Pada sekitar 90% dari perempuan yang terkena, kondisi ini disebabkan oleh vaginosis bakterial, kandidiasis atau trikomoniasis vulvovaginal. Vaginitis merupakan infeksi vagina yang dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui perineum. Permukaan mukosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus. Penyebaran dapat terjadi, tetapi pada umumnya infeksi tinggal terbatas.
Vaginitis  adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh vaginisis bakterial, kandidiasis/ trikomoniasis vulvo vaginal, dan zat yang bersifat iritatif
Etiologi
Vaginitis dapat disebabkan oleh:
1.   Infeksi
a. Bakteri (misalnya klamedia gonokokus)
b.Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes dan wanita hamil serta pemakai antibiotic.
c. Protozoa (misalnya trikomonas vaginalis)
d.  Virus (misalnya HPV dan Herpes)
2.   Zat atau benda yang bersifat iritatif
Misalnya spermisida, pelumas, diafragma, penutup serviks dan spons, pembilas vagina, pakaian dalam yang terlalu ketat yang tidak berpori dan tidak menyerap keringat.
3.   Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya.
4.   Perubahan hormonal.
Patofisiologi
Flora vagina terdiri atas banyak jenis kuman, antar lain basil doderlein, streptokokkus, stafilokokkus, difteroid, yang dalam keadaan normal hidup dalam simbiosis diantara mereka. Jika simbiosis ini terganggu, dan jika kuman-kuman seperti streptokokkus, stafilokokkus, basil koli dan lain-lain dapat berkembang biak, timbullah vaginitis non spesifik. Antibiotik, kontrasepsi, hubungan seksual, stress dan hormone dapat merubah lingkungan vagina dan dapat memungkinkan organism pathogen tumbuh. Pada vaginosis bacterial dipercayai bahwa beberapa kejadian yang provokatif menurunkan jumlah hydrogen peroksida yang diproduksi C. acidophilus organism. Hasil dari perubahan pH yang terjadi memungkinkan perkembangbiakan berbagai organism yang biasanya ditekan pertumbuhannya seperti G. vaginalis, M.Hominis, dan Mobiluncus spesies.
Organism tersebut memproduksi berbagai produk metabolik seperti amine, yang akan meningkatkan pH vagina dan menyebabkan ekspoliasi sel epitel vagina. Amine inilah yang menyebabkan adanya bau yang tidak enak pada infeksi vaginosis bacterial dengan fisiologi yang sama, perubahan lingkungan vagina, seperti peningkatan produksi glikogen pada saat kehamilan dan tingkat progesterone karena kontrasepsi oral memperkuat penempelan C.albikans ke sel epitel vagina dan memfasilitasi pertumbuhan jamur. Perubahan ini dapat mentransformasi kondisi kolonissi organism yang asimptomatik menjadi infeksi yang simptomatik. Pada pasien dengan trikomoniasis perubahan tingkat estrogen dan progesterone sebagaimana juga peningkatan pH vagina dan tingkat glikogen dapat memperkuat pertumbuhan dan virulensi trikomonas vaginalis.
Tanda dan Gejala
Wanita dengan vaginistis  biasanya ada yang tanpa gejala atau dengan gejala, berikut ini adalah tanda dan gejala yang pada wanita vaginitis antara lain :
1.      Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri. Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan warnanya bermacam-macam. Misalnya bisa seperti keju, atau kuning kehijauan atau kemerahan.
2.      Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan hubungan seksual atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh. Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi.
3.       Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju. Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi antibiotik.
4.      Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap.  Gatal-gatalnya sangat hebat.
5.      Cairan yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa disebakan oleh kanker vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium.
6.      Polip pada serviks bisa menyebabkan perdarahan vagina setelah melakukan hubungan seksual.
7.      Rasa gatal atau rasa tidak enak pada vulva bisa disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia maupun karsinoma in situ (kanker stadium awal yang belum menyebar ke daerah lain).
8.      Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh infeksi herpes atau abses.
9.       Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan oleh kanker atau sifilis.
10.   Kutu kemaluan (pedikulosis pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva.
Jenis-Jenis Vaginitis
1.Vaginitis trichomonas vaginalis
Infeksi ini disebabkan oleh trichomonas vaginalis yang mempunyai bentuk kecil, berambut getar dan lincah bergerak. Gejala utamanya : terdapat keputihan encer sampai kental, warna kekuning-kuningan, terasa gatal dan terasa membakar, berbau, ada bintik pada dinding vagina.
2.Vaginitis kandidiasis
Infeksi ini disebabkan oleh jamur candida albikans. Vaginitis kandidiasis sering dijumpai pada wanita hamil, karena terdapat perubahan asam basa. Gejala vaginitis kandidiasis antara lain : terdapat keputihan kental bergumpal, terasa sangat gatal dan mengganggu, pada dinding vagina sering dijumpai membran putih yang bila dihapuskan dapat menimbulkan perdarahan.
Diagnosis
1.   Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan karakteristik cairan yang keluar dari vagina
2.    Untuk mengetahui adanya keganasan, dilakukan pemeriksaan Pap smear
3.   Apabila kecurigaan kemungkinan adalah jamur periksa cairan vagina dengan KOH 10 – 40 % dilihat secara mikroskopis
4.   Pemeriksaan hapusan / swab vagina dengan pewarnaan untuk ,mengetahui jenis bakteri
5.   pada pemeriksaan di bawah mikroskop, > 20% sel epitel vagina adalah sel ”clue” (sel dengan batas tidak jelas, dotted with bacteria)
6.   sekret berwarna abu-abu seperti susu, homogen, sekret kental/menempel

Penatalaksanaan

1.      Pencegahan
Kebersihan yang baik dapat mencegah beberapa jenis vaginitis dari berulang dan dapat meredakan beberapa gejala:
a.       Hindari bathtub dan pusaran air panas spa. Bilas sabun dari luar daerah genital Anda setelah mandi, dan keringkan area itu dengan baik untuk mencegah iritasi. Jangan gunakan sabun wangi atau kasar, seperti yang dengan deodoran atau antibakteri.
b.      Hindari iritasi. Ini termasuk tampon dan bantalan berparfum.
c.       Usap dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet. Hindari penyebaran bakteri dari tinja ke vagina.
Hal-hal lain yang dapat membantu mencegah vaginitis meliputi:
a.       Jangan gunakan douche. Vagina anda tidak memerlukan pembersihan lain dari mandi biasa. Berulang menggunakan douche mengganggu organisme normal yang berada di vagina dan dapat benar-benar meningkatkan risiko infeksi vagina. Douche tidak menghilangkan sebuah infeksi vagina.
b.      Gunakan kondom lateks laki-laki. Ini membantu mencegah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual.
c.       Pakailah pakaian katun dan stoking dengan pembalut di selangkangannya. Jika Anda merasa nyaman tanpa itu, langsung mengenakan pakaian tidur. Ragi tumbuh subur di lingkungan lembab.
2.      Pengobatan
a.      Obat yang direkomendasikan :
Metronidazole oral atau Metronidazole gel 0.75% intravaginal atau Clindamycin cream 2% intravaginal sebelum tidur malam
b.      Obat alternatif :
Clindamicin oral atau Clindamycin ovula
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sanchez dkk dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology (2004), (metronidazol (500 mg)/nystatin (100.000 u) ovula lebih efektif dibandingkan dengan metronidazole gel 0.75%.
Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa membantu mengurangi jumlah cairan.
Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai dengan          penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-virus, tergantung kepada organisme penyebabnya. Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena bisa meningkatkan resiko terjadinya        peradangan      panggul.
Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra) menjadi menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10   hari.Selain antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propionat agar cairan vagina lebih asam sehingga     mengurangi      pertumbuhan.bakteri.
Pada infeksi menular seksual, untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua pasangan   seksual diobati pada         saat.yang.sama.
Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih estrogen. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit maupun krim yang dioleskan langsung ke vulva dan vagina.
Pengobatan Umum Untuk Vaginitis
Jenis Infeksi
Pengobatan
Jamur
a.       Miconazole, clotrimazole, atau terconazole (krim, tablet vagina atau supositoria)
b.      Fluconazole atau ketoonazole (tablet)
Bakteri
Biasanya metronidazole atau c;indamycin (tablet vagina) atau metronidazole. Jika penyebabnya gonokokus biasanya diberikan suntikan ceffriaxon dan tablet doxicylin.
Klamidia
Doxicylin atau ozithromycin (tablet)
Trikomonas
Metronidazole (tablet)
HPV (kutil genetalis)
Asam triklorasetat (dioleskan ke kutil), untuk infeksi yang berat digunakan larutan nitrogen atau fluorouracil (dioleskan dikutil)
Virus Herpes
Acyclovir (tablet atau salep)
Selain obat-obatan, penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya terbuat dari katun) serta menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan       sabun   gliserin).
Untuk mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres dingin pada vulva atau berendam dalam air dingin.
Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim atau salep corticosteroid dan antihistamin per-oral (tablet).
Krim atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi       herpes. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi karena vaginitis yaitu serviksitis, penyakit radang panggul dan infeksi traktus urinarius.

Komentar :

ada 0 Comment ke “ VAGINITIS ”
dr danny satriyo. Diberdayakan oleh Blogger.