Gigi
Pada manusia dapat ditemui 4 (empat) macam gigi yang terdapat pada mulut
disertai dengan arti definisi dan pengertian yaitu (www.organisasi.org, 2011):
1.
Gigi Seri
Gigi seri adalah gigi
yang memiliki satu akar yang berfungsi untuk memotong dan mengerat makanan atau
benda lainnya.
2.
Gigi Taring
Gigi taring adalah gigi
yang memilki satu akar dan memiliki fungsi untuk mengoyak makanan atau benda
lainnya.
3.
Gigi Geraham Kecil
Gigi graham kecil
adalah gigi yang punya dua akar yang berguna / berfungsi untuk menggilas dan
mengunyah makanan atau benda lainnya.
4.
Gigi Geraham
Gigi geraham adalah
gigi yang memiliki tiga akar yang memiliki fungsi untuk melumat dan mengunyah
makanan atau benda-benda lainnya.
Dalam gigi
terdapat bagian-bagian, diantaranya (www.bentengkehidupan.wordpress.com, 2011):
·
Mahkota : bagian yang
terlihat dari gigi.
·
Enamel : permukaan
gigi paling terluar, keras, mengkilat dan berwarna putih.
·
Dentin : keras
tapi berpori, berwarna putih tulang dan lebih keras dari tulang.
·
Pulpa : pusat
jaringan lunak dari gigi yang berisi jaringan saraf dan pembuluh darah.
·
Akar : bagian
dari gigi yang tertanam ke tulang, jumlahnya berkisar satu sampai empat.
·
Saraf :
mengirimkan sinyal (menyampaikan pesan seperti panas, dingin, atau sakit) ke
dan dari otak.
·
Sementum : lapisan
yang keras, kekuningan, yang berfungsi membantu memegang gigi dalam soket.
·
Periodontal membran /
ligamentum : jaringan antara gigi dan soket gigi, yang
memegang gigi pada tempatnya. Serat dari membran periodontal tertanam dalam
sementum.
·
Gusi : jaringan
lunak yang mengelilingi dasar gigi.
Pada
dasarnya pulpa merupakan jaringan ikat yang sama seperti jaringan ikat yang
berada di bagian tubuh yang lain. Namun, ada beberapa faktor yang membuatnya
berbeda dalam memberikan respon terhadap iritasi:
1.
Hampir seluruh
bagian pulpa dikelilingi oleh jaringan keras, sehingga membatasi pulpa untuk
membengkak dan hal ini mengakibatkan terbatasinya kemampuan pulpa untuk
mentolerir edema.
2.
Pulpa hampir
tidak memiliki sistem sirkulasi kolateral sehingga mengurangi kemampuannya
dalam menghadapi bakteri, jaringan nekrotik, dan inflamasi.
3.
Pulpa
mengandung sel unik yaitu odontoblas. Pulpa dapat membentuk jaringan keras
berupa dentin reparatif untuk melindungi dirinya dari cedera (www.gigisehatbadansehat.blogspot.com,
2011)
Pulpitis
merupakan kelanjutan dari hiperemi pulpa, yaitu bakteri telah menggerogoti
jaringan pulpa. Atap pulpa mempunyai persarafan terbanyak dibanding bagian lain
pada pulpa. Jadi, saat melewati pembuluh saraf yang banyak ini, bakteri akan
menimbulkan peradangan awal dari pulpitis akut. Secara hematogen, pulpitis juga
dapat terjadi karena tuberkulosis, sifilis, dan lain-lain yang disebut
anachorese. Pulpitis adalah peradangan pada
pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri. Pulpa adalah bagian gigi paling dalam,
yang mengandung saraf dan pembuluh darah (www.ilmukesehatangigi.com, 2011)
1.
Berdasarkan sifat eksudat yang keluar dari
pulpa, pulpitis terbagi atas:
a)
Pulpitis akut. Secara struktur, jaringan pulpa
sudah tidak dikenal lagi, tetapi sel-selnya masih terlihat jelas. Pulpitis akut
dibagi menjadi pulpitis akut serosa parsialis yang hanya mengenai jaringan
pulpa di bagian kamar pulpa saja dan pulpitis akut serosa totalis jika telah
mengenai saluran akar.
b)
Pulpitis akut fibrinosa. Banyak ditemukan
fibrinogen pada pulpa.
c)
Pulpitis akut hemoragi. Di jaringan pulpa
terdapat banyak eritrosit.
d)
Pulpitis akut purulenta. Terlihat infiltrasi
sel-sel masif yang berangsur berubah menjadi peleburan jaringan pulpa.
Bergantung pada keadaan pulpa, dapat terjadi pernanahan dalam pulpa.
2.
Berdasarkan ada atau tidak adanya gejala,
pulpitis terbagi atas:
a)
Pulpitis simtomatis. Pulpitis ini merupakan
respons pe-radangan dari jaringan pulpa terhadap iritasi, dengan proses
eksudatif memegang peranan. Rasa sakit timbul karena adanya peningkatan tekanan
intrapulpa. Rasa sakit ini berkisar antara ringan sampai sangat hebat dengan
intensitas yang tinggi, terus-menerus, atau berdenyut.
Yang termasuk dalam pulpitis simtomatis adalah:
·
Pulpitis akut
·
Pulpitis akut dengan periodontitis apikalis
akut/kronis
·
Pulpitis subakut.
Gambaran radiografi memperlihatkan adanya
karies yang luas dan dalam, kadang-kadang terjadi sedikit pelebaran ligamen
periodontal. Pada pulpitis simtomatis yang disertai periodontitis apikalis
terjadi kepekaan terhadap perkusi. Rangsangan panas akan menyebabkan rasa
sakit, sebaliknya rasa sakit berkurang dengan adanya rangsangan dingin. Pada
stadium awal, gigi menunjukkan kepekaan yang tinggi terhadap tes elektrik,
selanjutnya kepekaan ini berkurang sejalan dengan keparahan penyakit.
b)
Pulpitis asimtomatis. Merupakan proses
peradangan yang terjadi sebagai mekanisme pertahanan dari jaringan pulpa
terhadap iritasi dengan proses proliferasi berperan di sini. Tidak ada rasa
sakit karena adanya pengurangan dan keseimbangan tekanan intrapulpa.
Yang termasuk pulpitis asimtomatis adalah:
·
Pulpitis kronis ulseratif
·
Pulpitis kronis hiperplastik
·
Pulpitis kronis yang bukan disebabkan oleh
karies (prosedur operatif, trauma, gerakan ortodonti).
3.
Berdasarkan gambaran histopatologi dan
diagnosis klinis, pulpitis terbagi atas:
a)
Pulpitis reversibel, yaitu vitalitas jaringan
pulpa masih dapat dipertahankan setelah perawatan endodonti.
Yang termasuk pulpitis reversibel adalah:
·
Peradangan pulpa stadium transisi
·
Atrofi pulpa
·
Pulpitis akut.
b)
Pulpitis ireversibel, yaitu keadaan ketika
vitalitas jaringan pulpa tidak dapat dipertahankan, tetapi gigi masih dapat
dipertahankan di dalam rongga mulut setelah perawatan endodonti dilakukan.
Yang termasuk pulpitis ireversibel adalah:
·
Pulpitis kronis parsialis tanpa nekrosis
·
Pulpitis kronis parsialis dengan nekrosis
·
Pulpitis kronis koronalis dengan nekrosis
·
Pulpitis kronis radikularis dengan nekrosis
·
Pulpitis kronis eksaserbasi akut.
C.
Etiologi
Penyebab
pulpitis yang paling sering ditemukan adalah kerusakan email dan
dentin, yang menyebabkan pembusukan
gigi, penyebab kedua adalah cedera. Pulpa terbungkus dalam dinding yang keras
sehingga tidak memiliki ruang yang cukup untuk membengkak ketika terjadi
peradangan. Yang terjadi hanyalah peningkatan tekanan di dalam gigi.
Peradangan
yang ringan, jika berhasil diatasi, tidak akan menimbulkan kerusakan gigi yang
permanen. Peradangan yang berat bisa mematikan pulpa. Meningkatnya tekanan di dalam gigi bisa
mendorong pulpa melalui ujung akar, sehingga bisa melukai tulang rahang
dan jaringan di sekitarnya (www.ndrie-askep.blogspot.com,
2011).
D.
Maninfestasi
Kinis (www.pkmsekura.blogspot.com, 2011)
Tanda dan gejala pada pasien
pulpitis :
a)
Gigi yang mengalami pulpitis akan nyeri
berdenyut, terutama malam hari. Nyeri ini mungkin menjalar sampai ke daerah sinus
dan pelipis (pulpitis gigi atas) atau ke daerah telinga (pulpitis gigi bawah).
b)
Bila kemasukan makanan, karena rangsangan asam,
manis, atau dingin akan terasa sakit sekali. Sakit saat mengunyah menunjukkan
bahwa peradangan telah mencapai jaringan periapikal.
c)
Gigi biasanya sudah berlubang dalam dan pulpa
terbuka.
E.
Pemeriksaan Penunjang
Untuk menentukan apakah pulpa masih bisa
diselamatkan, bisa dilakukan beberapa pengujian(www.ilmukesehatangigi.com, 2011):
1.
Diberikan rangsangan dingin.
Jika setelah
rangsangan dihentikan nyerinya hilang, berarti pulpa masih sehat. Pulpa bisa
dipertahankan dengan cara mencabut bagian gigi yang membusuk dan menambalnya.
Jika nyeri tetap ada meskipun rangsangan dingin telah dihilangkan atau jika nyeri timbul secara spontan, maka pulpa tidak dapat dipertahankan.
Jika nyeri tetap ada meskipun rangsangan dingin telah dihilangkan atau jika nyeri timbul secara spontan, maka pulpa tidak dapat dipertahankan.
2.
Penguji pulpa elektrik.
Alat ini
digunakan untuk menunjukkan apakah pulpa masih hidup, bukan untuk menentukan
apakah pulpa masih sehat.
Jika penderita
merasakan aliran listrik pada giginya, berari pulpa masih hidup.
3.
Menepuk gigi dengan sebuah alat.
Jika dengan
pengetukan gigi timbul nyeri, berarti peradangan telah menyebar ke jaringan dan
tulang di sekitarnya.
4.
Rontgen gigi.
Dilakukan untuk memperkuat adanya pembusukan gigi
dan menunjukkan apakah penyebaran peradangan telah menyebabkan pengeroposan
tulang di sekitar akar gigi.
Peradangan mereda jika penyebabnya diobati.
1.
Jika pulpitis diketahui pada stadium dini, maka
penambalan sementara yang mengandung obat penenang saraf bisa menghilangkan
nyeri. Tambalan ini bisa dibiarkan sampai 6-8 minggu dan kemudian diganti
dengan tambalan permanen.
2.
Jika terjadi kerusakan pulpa yang luas dan
tidak dapat diperbaiki, satu-satunya cara untuk menghilangkan nyeri adalah
dengan mencabut pulpa, baik melalui pengobatan saluran akar maupun dengan
pencabutan gigi.DAFTAR PUSTAKA
http://organisasi.org/macam-jenis-gigi-dan-struktur-gigi-pada-manusia-seri-taring-geraham-kecil-geraham,
diakses 8 desember 2011.
http://pkmsekura.blogspot.com/2011/06/pulpitis.html, diakses 28 november 2011.
http://www.ilmukesehatangigi.com/2011/05/05/pulpitis,
diakses 22 november 2011.
Komentar :
Posting Komentar