Selasa, 21 Oktober 2014

PSORIASIS

Definisi
Psoriasis ialah sejenis penyakit kulit yang penderita nya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Kemunculan penyakit ini terkadang untuk jangka waktu lama atau timbul/hilang, penyakit ini secara klinis sifatnya tidak mengancam jiwa, tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup serta menggangu kekuatkan mental seseorang bila tidak dirawat dengan baik.
Berbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal yang biasanya berlangsung selama tiga sampai empat minggu, proses pergantian kulit pada penderita psoriasis berlangsung secara cepat yaitu sekitar 2–4 hari, (bahkan bisa terjadi lebih cepat) pergantian sel kulit yang banyak dan menebal.
Sampai saat ini penyakit Psoriasis belum diketahui penyebabnya secara pasti, sehingga belum ada pengobatan yang db apat menyembuhkan secara total penyakit Psoriasis.

Etiologi
Penyebab psoriasis sampai sekarang belum diketahui secara pasti, namun faktor genetik diduga sebagai faktor predisposisi terjadinya psoriasis.. Sekitar 35% penderita menunjukkan adanya riwayat keluarga, kembar identik bila satunya kena maka yang satunya lagi memiliki peluang untuk terkena 73%. Jika satu orang tua yang menderita psoriasis maka kemungkinan anak akan terkena 25%, tapi jika kedua orang tua menderita psoriasis maka kemungkinan anak yang akan terkena akan meningkat menjadi 60%. Disamping itu, faktor lingkungan diduga menjadi faktor pencetus untuk beberapa individu.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang menjadi pencetus munculnya psoriasis pada individu yang berbakat:
1. Trauma
Trauma pada epidermis maupun dermis seperti bekas garukan, bekas luka, dll dapat menimbulkan lesi psoriasis pada tempat tersebut (fenomena koebner).
2. Infeksi
Infeksi saluran nafas bagian atas oleh bakteri Streptococcus, merupakan faktor pencetus timbulnya psoriasis, terutama psoriasis gutata.
3. Obat – obatan
Obat-obatan tertentu seperti beta blockers, lithium dan anti malaria dapat memperburuk atau mencetuskan timbulnya proriasis.
4. Sinar Matahari
Pajanan sinar matahari secara langsung terutama lebih dari 20 menit dapat memperburuk psoriasis sekitar 10%.
5. Stress
Stress dapat memperburuk psoriasis hingga 30-40%.

Klasifikasi

1. Eritrodermis Psoriasis
Tipe psoriasis ini sangat berbahaya, seluruh kulit penderita menjadi merah matang dan bersisik, fungsi perlindungan kulit hilang, sehingga penderita mudah terkena infeksi.
2. Psoriatik Arthritis
Timbul dengan peradangan sendi, sehingga sendi terasa nyeri, membengkak dan kaku, sama persis seperti gejala rematik. Pada tahap ini, penderita harus segera ditolong agar sendi-sendinya tidak sampai terjadi kropos
3. Psoriasis Guttate
Psoriasis Guttate (GUH-tate) adalah salah satu bentuk dari psoriasis yang mulai timbul sejak waktu anak-anak atau remaja. kata guttate berasal dari bahasa Latin yang berarti “jatuh”.(drop). Bentuk psoriasis ini menyerupai bintik-bintik merah kecil di kulit. bercak (lesions) guttate biasanya timbul pada badan dan kaki. Bintik-bintik ini biasanya tidak setebal atau bersisik seperti bercak-bercak (lesions) pada psoriasis plak.
4. Psoriasis Inverse
Inverse psoriasis ditemukan pada ketiak, pangkal paha, dibawah payudara, dan di lipatan-lipatan kulit di sekitar kemaluan dan panggul Tipe psoriasis ini pertama kali tampak sebagai bercak (lesions) yang sangat merah dan biasanya lack the scale associated dengan psoriasis plak. Bercak itu bisa tampak licin dan bersinar. Psoriasis Inverse sangat (particularly irritating) menganggu karena iritasi yang disebabkan gosokan/garukan dan keringat karena lokasinya di lipatan-lipatan kulit dan daerah sensitif tender). terutama sangat mengganggu bagi penderita yang gemuk dan yang mempunyai lipatan kulit yang dalam.
5. Psoriasis Kuku
menyerang dan merusak kuku dibagian bawah kuku tumbuh banyak sisik seperti serbuk, jenis ini termasuk yang sulit/bandel untuk disembuhkan bagi penderita.
6. Psoriasis Plak
Hampir 80% dari penderita psoriasis adalah tipe Psoriasis plak yang secara ilmiah sisebut juga psoriasis vulgaris (yang berarti umum). Tipe plak ini bersifat meradang pada kulit menimbulkan bercah merah yang dilapisi dengan kulit yang tumbuh berwarna keperakan yang umum nya akan terlihat pada sekitar alis,lutut, kepala (seperti ketombe), siku juga bagian belakang tubuh sekitar panggul serta akan meluas kebagian-bagian kulit lainnya.
7. Psoriasis Pustular
Kasus Psoriasis Pustular (PUHS-choo-ler) terutama banyak ditemui pada orang dewasa. Karakteristik dari penderita PUHS-choo-ler ini adalah timbulnya Pustules putih (blisters of noninfectious pus) yang dikelilingi oleh kulit merah. Pus ini meliputi kumpulan dari sel darah putih yang bukan merupakan suatu infeksi dan juga tidak menular. Bentuk psioriasis yang pada umumnya tidak biasa ini mempengaruhi lebih sedikit dari 5 % dari seluruh penderita psoriasis. Psoriasis ini, bisa terkumpul dalam daerah tertentu pada tubuh, contohnya, pada tangan dan kaki. Psoriasis Pustular juga dapat ditemukan menutupi hampir seluruh tubuh, dengan kecenderungan membentuk suatu siklus – reddening (membuat kulit merah??) yang diikuti oleh pembentukan pustules dan scaling.
8. Psoriasis Scalp
Psoriasis tipe ini tampak pada batas rambut, kepala (seperti ketombe), kening, sekitar leher juga dibelakang telinga, berupa seperti sisik kulit atau serbuk

Faktor Resiko
Siapa pun dapat terkena psoriasis, tetapi faktor-faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko terserang penyakit itu :
1. Riwayat keluarga menderita psoriasis. Mungkin faktor risiko yang paling signifikan untuk psoriasis adalah memiliki riwayat keluarga penyakit psoriasis. Sekitar satu dari tiga orang dengan psoriasis memiliki kerabat dekat yang juga memiliki psoriasis.
2. kondisi medis lainnya. Orang dengan HIV lebih mungkin untuk mengembangkan psoriasis karena menurunnya sistem kekebalan tubuh. Anak-anak dan orang dewasa muda dengan infeksi berulang , terutama infeksi tenggorokan juga dapat meningkatkan risiko psoriasis.
3. Stres . Karena stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, tingkat stres yang tinggi dapat meningkatkan risiko psoriasis .
4. Obesitas. Kelebihan berat badan meningkatkan risiko psoriasis inverse. Selain itu , plak yang terkait dengan semua jenis psoriasis sering berkembang di lipatan kulit dan lipatan .
5. Merokok. Merokok tembakau tidak hanya meningkatkan risiko psoriasis tetapi juga dapat meningkatkan tingkat keparahan penyakit psoriasis. Merokok juga dapat berperan sebagai pemicu awal penyakit ini

Untuk beberapa dekade, psoriasis merupakan penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperplasia sel epidermis dan inflamasi dermis. Karakteristik tambahan berdasarkan perubahan histopatologi yang ditemukan pada plak psoriatik dan data laboratorium yang menjelaskan siklus sel dan waktu transit sel pada epidermis. Epidermis pada plak psoriasis menebal dan hiperplastik, dan terdapat maturasi inkomplit sel epidermal di atas area sel germinatif. Replikasi yang cepat dari sel germinatif sangat mudah dikenali, dan terdapat pengurangan waktu untuk transit sel melalui sel epidermis yang tebal. Abnormalitas pada vaskularisasi kutaneus ditandai dengan peningkatan jumlah mediator inflamasi, yaitu limfosit, polimorfonuklear, leukosit, dan makrofag, terakumulasi di antara dermis dan epidermis. Sel-sel tersebut dapat menginduksi perubahan pada struktur dermis baik stadium insial maupun stadium lanjut penyakit.

Terdapat beberapa factor yang berperan sebagai etiologi psoriasis, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.    Faktor Genetik
Sekitar 1/3 orang yang terkena psoriasis melaporkan riwayat penyakit keluarga yang juga menderita psoriasis. Pada kembar monozigot resiko menderita psoriasis adalah sebesar 70% bila salah seorang menderita psoriasis. Bila orangtua tidak menderita psoriasis maka risiko mendapat psoriasis sebesar 12%, sedangkan bila salah satu orang tua menderita psoriasis maka risiko terkena psoriasis meningkat menjadi 34-39%. Berdasarkan awitan penyakit dikenal dua tipe yaitu:
a.    Psoriasis tipe I dengan awitan dini dan bersifat familial
b.    Psoriasis tipe II dengan awitan lambat dan bersifat nonfamilial
Hal lain yang menyokong adanya factor genetic adalag bahwa psoriasi berkaitan dengan HLA. Psoriasis tipe I berhubungan dengan HLA-B13, B17, Bw57 dan Cw6. Psoriasis tipe II berkaitan dengan HLA-B27 dan Cw2, sedangkan psoriasis pustulosa berkaitan dengan HLA-B27.

2.    Faktor Imunologik
       Defek genetic pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari ketiga jenis sel yaitu limfosit T, sel penyaji antigen (dermal) atau keratinosit. Keratinosit psoriasis membutuhkan stimuli untuk aktivasinya. Lesis psoriasis matang umumnya penuh dengan sebukakan limfosit T di dermis yang terutama terdiri atas limfosit T CD4 dengan sedikit sebukan limfositik dalam epidermis. Sedangkan pada lesi baru pada umumnya lebih didominasis oleh sel linfosit T CD8. Pada lesi psoriasis terdapat sekitar 17 sitokin yang produksinya bertambah. Sel Langerhans juga berperan dalam imunopatogenesis psoriasis. Terjadinya proliferasi epidermis dimulai dengan adanya pergerakan antigen baik endogen maupun eksogen oleh sel langerhans. Pada psoriasis pembentukan epidermis (turn over time) lebih cepat, hanya 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari.
         psoriasis merupakan penyakit autoimun. Lebih 90% dapat mengalami remisi setelah diobati dengan imunosupresif. Berbaga factor pencetus pada psoriasis yang disebutkan dalam kepustakaan diantaranya adalah stress psikis, infeksi fokal, trauma (Fenomenan Kobner), endokrin, gangguan metabolic, obat, alcohol dan merokok. Stress psikis merupakan factor pencetus utama. Infeksi fokal mempunyai hunungan yang erat dengan salah satu jenis psoriasis yaitu psoriasis gutata, sedangkan hubungannya dengan psoriasis vulgaris tidak jelas. Pernah dilaporkan kesembuhan psoriasis gutata setelah dilakukan tonsilektomi. Umumnya infeksi disebabkan oleh Streptococcus. Faktor endokrin umumnya berpengaruh pada perjalan penyakit. Puncak insidens psoriasis terutama pada masa pubertas dan menopause. Pada waktu kehamilan umumnya membaik sedangkan pada masa postpartum umumnya memburuk. Gangguan metabolisme seperti dialysis dan hipokalsemia dilaporkan menjadi salah satu factor pencetus. Obat yang umumnya dapat menyebabkan residif ialah beta adrenergic blocking agents, litium, anti malaria dan penghentian mendadak steroid sistemik.
Ada beberapa faktor predisposisi yang dapat menimbulkan penyakit ini, yaitu: 
1.    Faktor herediter bersifat dominan otosomal dengan penetrasi tidak lengkap.
2.    Faktor-faktor psikis, seperti stres dan gangguan emosis. Penelitian menyebutkan bahwa 68% penderita psoriasis menyatakan stress, dan kegelisahan menyebabkan penyakitnya lebih berat dan hebat.
3.    Infeksi fokal. Infeksi menahun di daerah hidung dan telinga, tuberkulosis paru, dermatomikosis, arthritis dan radang menahun ginjal.
4.    Penyakit metabolic, seperti diabetes mellitus yang laten.
5.    Gangguan pencernaan, seperti obstipasi.
Faktor cuaca. Beberapa kasus menunjukkan tendensi untuk menyembuh pada musim panas, sedangkan pada musim penghujan akan kambuh dan lebih hebat

Patofisiologi
Psoriasis merupakan penyakit kronik yang dapat terjadi pada setiap usia. Perjalanan alamiah penyakit ini sangat berfluktuasi. Pada psoriasis ditunjukan adanya penebalan epidermis dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah dermis bagian atas. Jumlah sel-sel basal yang bermitosis jelas meningkat. Sel-sel yang membelah dengan cepat itu bergerak dengan cepat ke bagian permukaan epidermis yang menebal. Proliferasi dan migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini menyebabkan epidermis menjadi tebal dan diliputi keratin yang tebal ( sisik yang berwarna seperti perak ). Peningkatan kecepatan mitosis sel-sel epidermis ini agaknya antara lain disebabkan oleh kadar nukleotida siklik yang abnormal , terutama adenosin monofosfat(AMP)siklik dan guanosin monofosfat (GMP) siklik. Prostaglandin dan poliamin juga abnormal pada penyakit ini. Peranan setiap kelainan tersebut dalam mempengaruhi plak psoriatik belum dapat dimengerti secara jelas.

 

Tanda dan Gejala

- Mengeluh gatal ringan.
- Predileksi : eritema yang meninggi dengan skuama diatasnya ( berlapis-lapis, kasar berwarna putih seperti mika dan transparan.
- Besar kelainan bervariasi : lentikuler, numuler atau plakat dapat berkonfluen.
- Tanda auspitz yaitu apabiula skuama dikupas lapis demi lapis dikupas, maska pada lapisan yang terbawah tampak kulit berwarna merah dan terlihat bintik-bintik darah.
- Tempat predileksi pada daerah-daerah yang sering terkena geseran-geseran atau tekanan seperti : siku, lutut, punggung dan daerah lain batas kulit kepala.
- Kelainan pada kuku yakni sebanyak kira-kira 50%, yang agak khas terjadi piting nail berupa lekukan-lekukan milier dan kelainan tidak khas yaitu keruh dan tebal.
- Kelainan pada sendi umunya bersifat poliartikuler, tempat predileksi pada sendi interfalang distal terbanyak pada usia 30-50 tahun.

 

Pemeriksaan

pemeriksaan penunjang pada penyakit prosiasis adalah pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu menyokong diagnosis psoriasis tidak banyak. Pemerik,saan yang bertujuan mencari penyakit yang menyertai psoriasis perlu dilaksanakan, seperti pemeriskaan darah rutin, mencari penyakit infeksi, pemeriksaan gula darah, kolesterol untuk penyakit diabetes mellitus.

Penatalaksanaan
pengobatan sempurna pada penyakit psoriasis belum ada karena penyebabnya belum diketahui secara pasti. Dalam kepustakaan terdapat banyak cara pengobatan, sebagian hanya berdasarkan empirik. Psoriasis sebaiknya diobati secara topical, jika hasilnya tidak memuaskan baru dipertimbangkan pengobatan sistemik karena efek samping pengobatan sistemik lebih banyak.
a. Pengobatan Topikal
1) Preparat ter ( ter kayu, fosil atau batubara) dengan konsentrasi 2-5%.
2) Kortikosteroid : jika lesi hanya beberapa dapat pula disuntikkan triamsinolon asetonid intralesi seminggu sekali.
3) Distranol (antralin) 0,2 – 0,8 % dalam pasta atau salep, kesembuhan tampak sesudah 3 minggu dan dapat bertahan beberapa bulan.
4) Pengobatan dengan penyinaran (PUVA) yaitu kombinasi psoralen dan sinar ultraviolet 0,6 mg/kg berat badan. Diberikan oral 2 jam sebelum disinar degan sinar ultraviolet. Pengobatan dilakukan 2x seminggu, kesembuhan terjadi setelah 2-4 kali pengobatan. Selanjutnya dilakukan pengobatan rumatan (maintainance) tiap 2 bulan.
b. Pengobatan Sistemik
1) Kortikosteroid : hanya digunakan pada eritroderma psoriasis eritrodermik dan psoriasis pustulosa generalisata. Dosis permulaan 40-60 mg prednisone sehari.
2) Obat sitostatik : obat yang biasanya digunakan ialah metotreksat.
3) Levodopa : Desisnya antara 2 x 250 mg – 3 x 500 mg
4) DDS (Diaminodifenilsulfon) : dipakai sebagai pengobatan psoriasis pustulosa tipe barber dengan dosis 2 x 100 mg sehari.
5) Etretinat (tegison, tigason) : dosisnya pada bulan pertama diberikan 1 mg / kg BB jika belum terjadi perbaikan dosis dapat dinaikkan menjadi 1½ mg / kg BB.
6) Siklosporin : dosisnya 6 mg / kg BB sehari.

 

Prognosis
prognosis dari psoriasis adalah tidak menyebabkan kematian tetapi bersifat kronik residif.  sedangkan  komplikasi psoriasis adalah sebagai berikut :
a) Dapat menyerang sendi, menimbulkan arthritis psoriasis
b) Psoriasis pustulosa : pada eritema timbul pustule miliar. Jika menyerang telapak tangan dan kaki serta ujung jari disebut psoriasis pustule tipe barber. Namun, jika pustule timbul pada lesi psoriasis dna juga kulit diluar lesi, dan disertai gejala sistemik berupa panas / rasa terbakar disebut tipe zumbusch.
c) Psoriasis eritrodermia : jika lesi psoriasis terdapat diseluruh tubuh dengan skuama halus dan gejala konstitusi berupa badan terasa panas dingin.


Komentar :

ada 2 Comment ke “ PSORIASIS ”
Unknown mengatakan...
pada hari

terima kasih sharing informasinya sangat bermanfaat sekali ..
oya untk menambah wawasan mungkin bisa juga kunjungi situs berikut ini http://www.tanyadok.com/kesehatan/psoriasis-penyakit-kulit-yang-hilang-timbul

Fajar Kuswaya mengatakan...
pada hari

Obat Herba Khusus PSORIASIS

dr danny satriyo. Diberdayakan oleh Blogger.