Pendahuluan
Beberapa manifestasi paling umum dari
infeksi Human Papilloma Virus (HPV) pada kelamin yaitu Kondiloma
Akuminata dan Papulosis Bowenoid. Penyakit ini paling sulit didiagnosis
oleh ahli kulit, dokter kandungan, ginekolog dan urolog1,2.
Kondiloma
akuminata merupakan salah satu manifestasi klinis yang disebabkan oleh
infeksi Human Papillomavirus Virus (HPV), paling sering ditemukan di
daerah genital dan jarang di selaput lendir. Sering terkait dengan HPV 6
dan 11 dengan masa inkubasi 3 minggu sampai 8 bulan. Cara penularan
infeksi biasanya melalui hubungan seksual dengan orang yang telah
terinfeksi sebelumnya, penularan ke janin atau bayi dari ibu yang telah
terinfeksi sebelumnya dan risiko mengembangkan karsinoma sel skuamosa.3
Kondiloma
akuminata merupakan salah satu manifestasi klinis yang disebabkan oleh
infeksi Human Papillomavirus Virus (HPV) terutama disebabkan oleh HPV
tipe 6 dan 11. Penyakit ini biasanya asimptomatik dan terdiri dari
papilomatous papula atau nodul pada perineum, genitalia dan anus. Ada
dua bentuk umum Kondiloma Akuminata, yaitu kondiloma akuminata dan
gigantea, yang dikenal sebagai tumor Buschke-Löwenstein.1,3
II. Gambaran Umum Penyakit
Kondiloma
akuminata (kondiloma akuminata, genital warts, kutil kelamin) atau
lebih dikenal dengan istilah penyakit Jengger Ayam, mungkin karena
bentuknya yang mirip jengger ayam pada kondiloma yang luas, adalah
kelainan kulit berbentuk kutil dengan permukaan berlekuk-lekuk mirip
jengger ayam yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) tipe
tertentu2.
HPV pertama kali diidentifikasikan pada tahun 1907.
Kini, lebih 120 jenis subtipe HPV telah dapat diidentifikasi. Tapi tidak
semua tipe dapat menyebabkan kondiloma akuminata. Sekitar 90 %
kondiloma akuminata diyakini berhubungan dengan tipe 6 dan tipe 11. Para
ahli mencurigai HPV tipe tertentu memiliki kecenderungan onkogenik
(potensial menjadi kanker), terutama tipe 16 dan tipe 18.2
III. Etiologi dan Transmisi
Anogenital
kutil (juga dikenal sebagai kutil kelamin, kondiloma acuminata,
condylomas) adalah lesi proliferatif jinak yang disebabkan oleh Human
Papilloma Virus (HPV) tipe 6 dan 11. Cara penularan infeksi biasanya
melalui hubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi sebelumnya,
penularan ke janin atau bayi dari ibu yang telah terinfeksi sebelumnya,
dan resiko mengembangkan karsinoma sel skuamosa.3,4
HPV dapat
menembus sel-sel basal epidermis. Hal ini dapat mengaktifkan pembentukan
protein, meningkatkan sel-sel proliferasi, penebalan lapisan yang keras
sehingga dapat menimbulkan papillomatosa.1
IV. Epidemiologi
Saat
ini kondiloma akuminata sekarang menjadi penyebab paling utama suatu
penyakit menular seksual bahkan melebihi herpes genital. Kondiloma
akuminata terjadi pada 5,5 juta orang Amerika setiap tahun dan
diperkirakan memiliki prevalensi 20 juta. Kondiloma akuminata adalah
infeksi anorektal yang paling umum yang mempengaruhi pria homoseksual.
Namun, juga sering terjadi pada pria biseksual dan heteroseksual dan
wanita. Meskipun cara penularan paling umum melalui hubungan seksual
namun penyebab non seksual juga dapat terjadi. 5
Pada pasien HIV
positif prevalensi HPV adalah 30%. Pengaruh infeksi HIV pada perjalanan
penyakit HPV tidak jelas tetapi dapat dipengaruhi oleh tingkat keparahan
immunocompromise dan terapi penggunaan antiretroviral. Infeksi oleh
jenis risiko tinggi HPV dikaitkan dengan SIL (Squamous Intraepithelial
Lesion) yang merupakan prekursor diduga menjadi kanker invasif. 5
V. Patofisiologi
Kondiloma
akuminata dapat disebabkan kontak dengan penderita yang terinfeksi HPV.
Sampai saat ini dikenal lebih dari 100 macam jenis HPV, yang sering
menyebabkan kondiloma akuminata yaitu tipe 6 dan 11. HPV ini masuk
melalui mikro lesi pada kulit, biasanya pada daerah kelamin dan
melakukan penetrasi pada kulit sehingga menyebabkan abrasi permukaan
epitel. Human Papilloma Virus adalah epiteliotropik; yang sifatnya
mempunyai afinitas tinggi pada sel-sel epitel. Replikasinya tergantung
pada adanya diferensiasi epitel skuamosa. Virus DNA (Deoxyribonucleic
Acid) dapat ditemukan pada lapisan terbawah dari epitel. Protein kapsid
dan virus infeksius ditemukan pada lapisan superfisial sel-sel yang
berdiferensiasi. HPV dapat masuk ke lapisan basal, menyebabkan respon
radang. Pada wanita menyebabkan keputihan dan infeksi mikroorganisme.
HPV yang masuk ke lapisan basal sel epidermis dapat mengambil alih DNA
dan mengalami replikasi yang tidak terkendali. Fase laten virus dimulai
dengan tidak adanya tanda dan gejala yang dapat berlangsung sebulan
bahkan setahun. Setelah fase laten, produksi virus DNA, kapsid dan
partikel dimulai. Sel dari tuan rumah menjadi infeksius dari struktur
koilosit atipik dari kondiloma akuminata (morphologic atypical
koilocytosis of condiloma acuminate) berkembang.1,2 Lamanya inkubasi
sejak pertama kali terpapar virus sekitar 3 minggu sampai 8 bulan atau
dapat lebih lama.3 HPV yang masuk ke sel basal epidermis ini dapat
menyebabkan nodul kemerahan di sekitar genitalia. Penumpukan nodul merah
ini membentuk gambaran seperti bunga kol. Nodul ini bisa pecah dan
terbuka sehingga terpajan mikroorganisme dan bisa terjadi penularan
karena pelepasan virus bersama epitel.6
HPV yang masuk ke epitel
dapat menyebabkan respon radang yang merangsang pelepasan mediator
inflamasi yaitu histamin yang dapat menstimulasi saraf perifer.
Stimulasi ini menghantarkan pesan gatal ke otak dan timbul impuls
elektrokimia sepanjang nervus ke dorsal spinal cord kemudian ke thalamus
dan dipersepsikan sebagai rasa gatal di korteks serebri. Pada wanita
yang terinfeksi HPV dapat menyebabkan keputihan dan disertai infeksi
mikroorganisme yang berbau, gatal dan rasa terbakar sehingga tidak
nyaman pada saat melakukan hubungan seksual.6
VI. Manifestasi Klinis
Kebanyakan
pasien dengan kondiloma akuminata datang dengan keluhan ringan. Keluhan
yang paling sering adalah ada bejolan atau terdapat lesi di perianal.4
1. Gejala
Kebanyakan
pasien hanya mengeluhkan adanya lesi, yang dinyatakan tanpa gejala.
Jarang terdapat gejala seperti gatal, perdarahan, atau dispaurenia4.
2. Tanda-Tanda Fisik
Lesi
sering ditemukan di daerah yang mengalami trauma selama hubungan
seksual dan mungkin soliter tetapi sering akan ada 5 sampai 15 lesi dari
1-5 mm diameter. Kutil dapat menyatu menjadi plak yang lebih besar dan
ini lebih sering terlihat dengan imunosupresi dan diabetes. Pada pria
yang tidak disunat, rongga prepusium (glans penis, sulkus koronal,
frenulum) yang paling sering terkena, sementara pria yang telah di
disunat biasanya terdapat di batang penis.4
Kandiloma
Akuminata pada pria dapat juga terjadi pada orificium uretra, pubis,
skrotum, pangkal paha, perineum, daerah perianal, dan anus. Pada
perempuan, lesi dapat terjadi pada labia minora, labia mayora, pubis,
klitoris, orificium uretra, perineum, daerah perianal, anus, introitus,
vagina, dan ectocervix.4
Kutil anogenital dapat bervariasi secara
signifikan dalam warna, dari merah muda ke salmon merah, putih
keabu-abuan sampai coklat (lesi berpigmen). Kondiloma Akuminata umumnya
berupa lesi yang tidak berpigmen. Lesi berpigmen sebagian besar dapat
terlihat pada labia mayora, pubis, selangkang, perineum, dan daerah
perianal4.
VII. Diagnosis
Dalam beberapa kasus
diagnosis kondiloma akuminata sulit ditetapkan, karena langka dan
memiliki gambaran klinis yang berbeda-beda.
Adapun cara diagnosis yang menjadi poin kunci sebagai berikut4:
a. Periksa dengan cahaya yang baik, sebuah lensa yang mungkin berguna untuk lesi kecil.
b.
Pada pria, selalu periksa meatus, dan memiliki ambang yang rendah untuk
memeriksa daerah perianal proktoskopi untuk memeriksa lubang anus. Pada
wanita, selalu memeriksa daerah perianal dan melakukan pemeriksaan
spekulum untuk membedakan serviks atau lesi pada vagina.
c.
Biopsi tidak diperlukan untuk kutil anogenital yang khas, biopsi harus
selalu dilakukan jika ada kecurigaan pra-kanker atau kanker, dan dapat
berguna untuk diferensial diagnosis.
d. Tidak semua lesi papular disebabkan oleh HPV. Selalu mempertimbangkan varian yang normal.
VIII. Diagnosis Banding
Diagnosis banding kondiloma akuminata adalah :
1. Veruka Vulgaris: Vegetasi yang tidak bertangkai, kering dan berwarna abu-abu atau sama dengan warna kulit.6
Gambar 3. Veruka vulgaris pada tangan. Tampak multipel veruka pada tangan.7
2. Karsinoma Sel Skuamosa: Vegetasi yang seperti kembang kol. Mudah berdarah, dan berbau.6
Gambar 4. Karsinoma Sel skuamosa: Penis.7
IX. Pengobatan
Karena
risiko penularan, serta risiko untuk pengembangan karsinoma sel
skuamosa, lesi umumnya harus diobati. Banyak metode pengobatan kondiloma
akuminata tetapi secara umum dapat dibedakan menjadi topikal, dan
bedah.5
1. Topikal
a. Podophyllin
Podophyllin
adalah bahan kimia yang paling terkenal dan paling banyak tersedia
dalam bentuk topikal. Pertama direkomendasikan untuk pengobatan
kondiloma oleh Culp dan Kaplan pada tahun 1942, bahan ini adalah agen
sitotoksik yang berasal dari resin podofilum emodi dan peltatum
podofilum yang mengandung senyawa lignin biologis aktif, termasuk
podofilox, yang merupakan komponen paling aktif terhadap kondiloma
akuminata. Podophyllin memiliki keuntungan menjadi mudah digunakan dan
sangat murah. Konsentrasi dari 5 sampai 50% telah digunakan tanpa banyak
perbedaan dalam keberhasilan. Podophyllin diterapkan langsung ke
kondiloma akuminata dengan hati-hati untuk menghindari kulit normal yang
berdekatan.5
Beberapa kelemahan, termasuk keterbatasan
penggunaan dan toksisitas sistemik. Podophyllin harus dicuci setelah 6
jam karena sangat mengiritasi kulit normal di sekitarnya dan menyebabkan
reaksi lokal yang parah berupa dermatitis, nekrosis, dan jaringan
parut. 5
b. Bichloracetic Acid atau Trichloracetic Acid
Bichloracetic
Acid adalah keratolitik kuat dan telah berhasil digunakan untuk terapi
kondiloma akuminata. Seperti podophyllin, Bichloracetic Acid atau
Trichloracetic Acid murah dan mudah diterapkan. Namun, juga dapat
menyebabkan iritasi kulit lokal dan seringkali memerlukan kunjungan
beberapa kali, umumnya pada interval mingguan. Dalam sebuah studi oleh
Swerdlow dan Salvati, bichloracetic acid dan trichloracetic acid lebih
nyaman digunakan oleh pasien dan memiliki kemungkinan kekambuhan yang
minimal dibandingkan yang lain5.
c. Kemoterapi
Berbagai
agen kemoterapi digunakan untuk pengobatan kondiloma telah diuraikan,
termasuk 5-fluorouracil (5-FU) sebagai krim atau asam salisilat,
thiotepa, bleomycin, dinitrochlorobenzene dalam aseton, krim dan
idoxuridine.5
2. Bedah Terapi
a. Elektrokauter
Elektrokauter
adalah cara yang efektif untuk menghancurkan kondiloma akuminata di
anus internal dan eksternal tetapi teknik ini memerlukan anestesi lokal
dan tergantung pada keterampilan operator untuk mengontrol kedalaman dan
lebar kauterisasi tersebut. Mengontrol kedalaman luka penting untuk
mencegah jaringan parut dan luka pada sfingter ani mendasarinya. Luka
bakar melingkar harus dihindari untuk mencegah stenosis ani. Jika
penyakit ini sangat luas atau melingkar, upaya-upaya harus dilakukan
untuk mempertahankan kontinuitas kulit.5
b. Terapi Laser
Terapi
laser karbon dioksida untuk menghancurkan kondiloma pertama kali
dilaporkan oleh Baggish pada tahun 1980. Sebuah tingkat keberhasilan
keseluruhan dari 88 sampai 95% telah dilaporkan. Ini mirip dengan
elektrokauter, namun ablasi laser memiliki tingkat kekambuhan tinggi dan
menimbulkan nyeri pasca operasi.5
c. Eksisi bedah
Eksisi
bedah telah lama digunakan untuk mengobati kondiloma akuminata dengan
tingkat keberhasilan tinggi. Kombinasi eksisi dan elektrokauter dianggap
sebagai gold standard untuk pengobatan kondiloma akuminata.5
X. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut4:
1.
Pasien wanita harus diberitahu tentang skrining sitologi serviks sesuai
dengan pedoman lokal/nasional. Rekomendasi di Inggris adalah bahwa
perempuan dengan kondiloma akuminata harus diskrining sesuai dengan
pedoman standar.
2. Konseling tentang PMS (Penyakit Menular Seksual) dan pencegahan penularannya.
3.
Analisis apakah kondom melindungi terhadap penularan HPV yang lebih
kompleks dengan hasil yang beragam. Namun data terbaru menunjukkan bahwa
penggunaan kondom laki-laki dapat melindungi perempuan terhadap
penularan HPV.
XI. Komplikasi
1. Fisik dan Psikoseksual Implikasi
Kondiloma
Akuminata sering dianggap sebagai dampak dari gaya hidup seksual yang
buruk.. Dapat menimbulkan perasaan cemas, rasa bersalah, kemarahan, dan
kehilangan harga diri, dan membuat kekhawatiran tentang kesuburan masa
depan dan risiko kanker4.
2. Pra-Kanker dan Kanker
Pra-Kanker
(vulva, dubur, dan penis intra-epitel neoplasia, yaitu VIN (Vulva
Intraepithelial Neoplasia), AIN (Anal Intraepithelial Neoplasia), dan
PIN (Penis Intraepithelial Neoplasia)) atau lesi invasif (vulva, dubur,
dan kanker penis) dapat muncul bersamaan dengan kondiloma akuminata, dan
salah didiagnosa sebagai kondiloma akuminata. Bowenoid papulosis (BP)
adalah lesi coklat kemerahan terkait dengan onkogenik jenis HPV dan
merupakan bagian dari spektrum klinis neoplasia intraepithelial
anogenital. Kecurigaan klinis perubahan neoplastik harus dipertimbangkan
oleh banyaknya perdarahan banyak. Melakukan biopsi atau rujukan
spesialis yang tepat harus dipertimbangkan. Varian lain yang jarang HPV
6/11 adalah kondiloma raksasa atau Buschke-Lowenstein tumor. Bentuk ini
merupkan suatu karsinoma verukosa, ditandai dengan infiltrasi lokal yang
agresif hingga ke bagian dasar. Keadaan ini diperlukan penanganan lebih
lanjut (spesialis bedah onkologi). Suatu laporan menunjukkan hasil yang
baik dengan kemo-radioterapi. 4
DAFTAR PUSTAKA
1. Bakardzhiev I, Pehlivanov G, Stransky D,
Gonevski M. Treatment of Candylomata Acuminata and Bowenoid Papulosis
With CO2 Laser and Imiquimod. J of IMAB- Annual Procceding (Scientific
Papers). 2012;18:246-9.
2. Hatmoko. Condyloma Acuminata. 2009:2-5.
3. Dias EP, Gouvea ALF, Eyer CC. Condyoma Acuminatum: its histopathological Pattern. São Paulo Medical Journal. 1997.
4.
Lacey C, Woodhall S, Wikstrom A, Ross J. European guideline for the
management of anogenital warts. IUSTI GW Guidelines. 2011:2-11.
5.
Chang GJ, Welton M. Human Papilloma Virus, Condylonata Acuminata, and
Anal Naoplasia. Clinic in Colon and Rectal Surgery. 2004., 17(4), p.
221-230.
6. Djuanda A. Penyakit Virus. In: Djuanda A, Hamzah
M, Aisah S, editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 6th ed. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010. p. 112-4.
7.
Fitzpatrick TB, Wolff K, Allen R. Color atlas & Synopsis of
Clinical Dermatology , 6th edition. New York: McGraw-Hill Inc, 2009.p.
789,861-9,910.
skip to main
|
skip to sidebar
blog ini menyediakan artikel kedokteran terbaru dan terlengkap.artikel ini berasal dari sumber yang terpercaya.bila anda tidak menemukan artikel yang anda cari di blog ini mohon anda konfirmasikan di kotak chat box kami.
Kamis, 16 Oktober 2014
CONDYLOMA ACUMINATA ( JENGGER AYAM )
Diposting oleh
kumpulan artikel kedokteran terlengkap
di
2:46 PM
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
dr danny satriyo. Diberdayakan oleh Blogger.
My profil
Blog Archive
Artikel Popupler
-
EKTIMA I. PENDAHULUAN Ektima adalah pioderma ulseratif kulit yang umumnya disebabkan oleh Streptococcus β-hemolyticus . Penye...
Komentar :
Posting Komentar