Jumat, 04 Januari 2013

KARIES GIGI


1.    Anatomi Gigi
Anatomi dasar gigi terdiri atas mahkota dan akar. Bagian mahkota terlihat di dalam mulut, sedangkan bagian akar terbenam di dalam tulang rahang dan gusi. Bagian terluar dari mahkota gigi adalah enamel, suatu bagian yang sangat keras. Lapisan di bawah enamel adalah dentin, dan bagian terdalam adalah pulpa, suatu jaringan lunak yang berisi pembuluh darah dan pembuluh saraf.1


 
Gambar 1. Anatomi gigi1
2.    Definisi
Karies gigi merupakan kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam yang ada dalam karbohidrat melalui perantaraan mikroorganisme yang terdapat dalam saliva.2

3.    Etiologi
Komponen yang menyebabkan karies gigi:
a.    Komponen dari gigi dan saliva, meliputi: komposisi gigi, morfologi gigi, posisi gigi, PH saliva, kuantitas saliva, kekentalan saliva.1,2,3
b.    Komponen mikroorganisme yang terdapat dalam mulut: Streptococcus sp, Lactobacillus sp, Staphylococcus sp.1,2,3
c.    Komponen makanan, terutama yang mengandung karbohidrat, misalnya sukrosa dan glukosa yang dapat diragikan oleh bakteri dan membentuk asam.1,2,3
d.    Komponen waktu. Kemampuan saliva untuk memineralisasi selama proses karies, menandakan bahwa proses tersebut terdiri atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti, sehingga bila saliva berada di dalam linkungan gigi, maka karies tidak akan menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun.4

4.    Patofisiologi
Terdapat teori mengenai terjadinya karies, yaitu teori asidogenik (teori kemoparasiter Miller), teori proteolitik, dan teori proteolisis kelasi.4
a.    Teori Asidogenik
Miller (1882) menyatakan bahwa kerusakan gigi adalah proses kemoparasiter yang terdiri atas dua tahap, yaitu dekalsifikasi email sehingga terjadi kerusakan total email dan dekalsifikasi dentin pada tahap awal diikuti oleh pelarutan residunya yang telah melunak. Asam yang dihasilkan oleh bakteri asidogenik dalam proses fermentasi karbohidrat dapat mendekalsifikasi dentin, menurut teori ini, karbohidrat, mikroorganisme, asam, dan plak gigi berperan dalam proses pembentukan karies.
b.    Teori Proteolitik
Gottlieb (1944) mempostulasikan bahwa karies merupakan suatu proses proteolisis bahan organik dalam jaringan keras gigi dan produk bakteri. Mikroorganisme menginvasi jalan organik seperti lamela email dan sarung batang email, serta merusak bagian-bagian organik ini. Proteolisis juga disertai pembentukan asam.
c.    Teori Proteolisis Kelasi
Teori ini diformulasikan oleh Schatz (1955). Kelasi adalah suatu pembentukan kompleks logam melalui ikatan kovalen koordinat yang menghasilkan suatu kelat. Teori ini menyatakan bahwa serangan bakteri pada email dimulai oleh mikroorganisme yang keratinolitik dan terdiri atas perusakan protein serta komponen organik email lainnya, terutama keratin. Ini menyebabkan pembentukan zat-zat yang dapat membentuk kelat dan larut dengan komponen mineral gigi sehingga terjadi dekalsifikasi email pada PH netral atau basa.

5.    Klasifikasi
Berdasarkan kedalamannya karies gigi dibagi atas 1,3:
a.    Karies superfisialis yaitu karies yang hanya mengenai email
 
Gambar 2. Karies superfisialis3
b.    Karies media yaitu karies yang mengenai email dan telah mencapai dentin

Gambar 3. Karies media3
c.    Karies profunda yaitu karies yang telah mendekati atau telah mencapai pulpa

Gambar 4. Karies profunda3

6. Diagnosis dan Penatalaksanaan
Diagnosis dan penatalaksanaan dari karies gigi dapat dilihat pada  tabel dibawah ini 2:
No.
Anamnesis
Pemeriksaan Objektif
Kedalaman
Terapi
1.
Terdapat bintik putih pada gigi
Ekstra Oral: tidak ada kelainan
Intra O
ral: terdapat lesi putih, tidak ada kavitas
Karies superfisialis

Pembersihan gigi, diulas dengan flour, edukasi cara menyikat gigi yang benar
2.
Gigi terasa ngilu
Ekstra Oral: tidak ada kelainan
Intra Oral: Karies telah mengenai dentin
Karies Media
Penambalan




3.
Gigi terasa nyeri
Lihat Pulpitis
Karies Profunda




Komentar :

ada 0 Comment ke “ KARIES GIGI ”
dr danny satriyo. Diberdayakan oleh Blogger.