Kendatipun tidak seganas SARS (severe acute respiratory syndrome) yang menimbulkan kematian dalam hitungan hari, maka infeksi Human immunodeficiency virus sangat merisaukan dunia, karena jumlahnya setiap hari semakin meningkat, sementara itu pengobatannya belum ditemukan.
Di seluruh dunia, diperkirakan 30 juta orang telah mengidap infeksi HIV,
sedangkan anak-anak diperkirakan sekitar 1,4-2 juta tertular dengan
berbagai cara. Diperkirakan juga bahwa setiap hari infeksi HIV bertambah
sekitar 100.000 orang, sementara yang sedang menderita tidak dapat
diobati dengan baik. Indonesia yang terletak di antar dua samudera dan
dua benua, 245.000 orang telah mengidap infeksi HIV.
Distribusi infeksi HIV pada orang berumur antara 20-49 tahun yang
merupakan masa produksi aktif. Sekitar 90-95% dengan 24-30% di antaranya
adalah wanita.
Gambaran Virologi dan Transmisi Infeksi HIV
HIV merupakan salah satu retrovirus yang mempunyai enzim reverse
transcriptase, dengan kemampuan untuk mengubah RNA virus menjadi untai
ganda DNA virus. Enzim "integrase" memberikan kesempatan DNA virus
berintegrasi dengan sel DNA pejamu.
HIV dengan perantara enzim dapat melekat pada limfosit T yang
dikeluarkan oleh timus, dalam hal ini CD4, dengan perantara enzim
reverse transcriptase. Setelah masuk maka enzim integrase akan bekerja
dengan mempergunakan mekanisme metabolisme sel sendiri, untuk
menggandakan DNA serta memecah virus sehingga sel tersebut akan rusak.
HIV baru yang telah mampu menggandakan diri sccara intrascluler, kini
akan menyebar dan mencari mangsa CD4 yang baru, menggunakan mekanisme
yang sama.
Masa inkubasi infeksi HIV berlangsung 1-3 minggu tergantung dari kemampuan daya tahun tubuh dengan gejala klinik:
1. Badan panas, sakit kepala.
2. Cepat lelah.
3. Disertai mual dan muntah.
4. Berlangsung sekitar 2-3 minggu.
Setelah masa infeksi berakhir akan diikuti oteh keadaan yang disebut
"set point" yang berarti terjadi keseimbangan antara kemampuan untuk
bertahan dari tubuh dan terjadinya
pemecahan - replikasi virus seimbang, sehingga tidak menimbulkan gejala
klinik. Masa set point dapat berlangsung sekitar 5-10 tahun tagantung
dari tuhuh membentuk dan mempertahankan jumlah CD4. Gambaran darah
dengan infeksi HIV virus adalah :
1. Terjadi penurunan CD4.
2. T3 limposit tidak sanggup membentuk antibodi, untuk melawan HIV.
Dasar diagnosis infeksi HIV virus
Seperti dikemukakan bahwa terdapat sejumlah sikap perilaku seksual yang
akan memberikan kemungkinan terinfeksi oleh virus HIV, bagi
wanita/laki-laki yang dalam situasi scksual aktif di negara yang tclah
maju mengajukan pertanyaan "apakah pernah berhubungan seksual dengan
pasangan yang tidak mempergunakan kondom", bukanlah pertanyaan yang
aneh, terapi sangat baik dan malah harus dilakukan.
Diagnosis pada saat infeksi pertama, mungkin sudah di tegakkan, karena
gejalanya ringan mirip dengan infeksi influenza biasa. Setelah 44-45
hari terinfeksi barulah akan dapat dilakukan pemeriksaan antibodi dengan
mempergunakan pemeriksaan: enzim immunoassay (EIA). Pemeriksaan ini
mempunyai sensitivitas 97% sedangkan spesifitasnya mendekati 99,4%
(sempurna) untuk diagnosis infeksi virus HIV.
Pemeriksaan lainnya adalah:
1. Tes langsung terhadap virus HIV, pada infeksi primer.
2. Kultur virus HIV untuk/dengan menetapkan terdapatnya p 24 antigen.
3. Polymerase chain reaction (PCR) untuk menetapkan HIV.1 - proviral DNA.
Dalam permulaan infeksi akan dijumpai:
1. Lemah dan cepat lelah
2. Riwayat TBC sebelumnya.
3. Terjadi infeksi berulang pada:
a. Infeksi paru - pneumonia.
b. Kandidadiasis vagina.
c. Terjadi infeksi PID berulang.
4. Terjadi diare berulang tanpa sebab yang jelas.
Setelah melewati masa set point dan mulai menuju AIDS barulah
pemeriksaan fisik akan dijumpai berbagai bentuk manifestsi immunosupresi
tubuh, dan mulai muncul infeksi sekunder.
1. Suara paru yang abnormal - menunjukkan mulai terjadi infeksi sekunder pneumonia.
2. Pembesaran kelenjar diseluruh tubuh, sebagai tempat berkembang biaknya virus HIV - tempat sekitar 95% CD4 tersimpan.
3. Pada mulut tcrjadi infeksi sekundcr sehingga dijumpai sariawan.
Dengan demikian maka derajat dapat ditetapkan, untuk dapat memberikan pengobatan adekuat.
Perkembangan lebih lanjut akan terjadi infeksi sekunder dan keganasan
oleh karena daya tahan tubuh sudah tdak mampu mengatasi infeksi HIV.
Secara laboratorium aquired immuno deficiency syndrome (AIDS) semakin
cepat terjadi jika CD4 kurang dari 200 sel/UI.
Infeksi sekunder yang sering terjadi adalah:
1. Pneumocystiscarinii.
2. Toksoplasmosis.
3. mycobacterium avium complex.
4. Streptokokus/stafilokokus.
5. Keganasan yang sering menyertai AIDS adalah:
a. Karsinoma.
b. Sarkoma.
c Menurunnya reaksi terhadap toksin karenagangguan fungsi liver.
d. Menurunnya pengeluaran interkulin 2, dengan akibat menghambat kemampuan CD4 untuk bereaksi terhadap HIV.
e. Akibat CD4 menjadi tempat replikasi HIV, maka umurnya makin pendek.
f. Diketahui bahwa CD4 hanya 2-4% beredar dalam sitkulasi, sebagian besar dalam kelenjar limfa di seluruh tubuh.
Jalan penularan human immunodeficiency virus
Kontaminasi cairan yang mengandung virus khususnya melalui hubungan
seksual merupakan cara transmisi yang paling utama di seluruh dunia.
Berkaitan dengan hubungan seksual maka homoseksual menempati urutan
utama, karena HIV berkonsentrasi paling tinggi di sekitar mukosa anus.
Selanjutnya hubungan seksual multipartner menempati urutan yang kedua.
Cara lainnya yang perlu diketahui adalah kontaminasi HIV melalui:
1. Penggunaan jarum suntik bersama-sama pada pemakai obat narkotik.
2. Infeksi dari laki-laki kepada wanita sekitar dua kali lebih besar dari sebaliknya.
3. Perlu diperhatikan bahwa konsentrasi virus - viremia paling tinggi
pada infeksi pertama atau pada saat penyakit stadium lanjut. Akibatnya
semua cairan tubuhnya akan mengandung virus yang selalu dapat
menimbulkan kontaminasi kepada orang lainnya.
4. Transmisi dari ibu menuju janinnya dapat dijabarkan dalam tiga kemungkinan:
a. intrauteri
b. Intra partum
c. Post partum
Dapat dikemukakan bahwa perilaku yang meningkatkan resiko takontaminasi infeksi HIV antara lain:
1. Perilaku seksual dengan resiko tinggi:
a. Homoseksual melalui anal, tanpa kondom.
b. Multipartner vagina tanpa kondom.
c. Hubungan scksual transvaginal tanpa kondom, sekalipun mempergunakan spermiside.
d. Hubungan seksual multipartner.
2. Pada para pemakaian jarum suntik multipartner/tidak steril.
3. Perilaku seksual yang abnormal.
a. Oral seks antar lelaki.
b. Oral seks antar wanita.
4. Memakai obat atau kebiasaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh.
a. Peminum alkohol.
b. Pemakai obat narkotik.
5. Berhubungan seksual pada wanita atau laki dalam fase set point.
by artikelkedokteran.net
skip to main
|
skip to sidebar
blog ini menyediakan artikel kedokteran terbaru dan terlengkap.artikel ini berasal dari sumber yang terpercaya.bila anda tidak menemukan artikel yang anda cari di blog ini mohon anda konfirmasikan di kotak chat box kami.
Rabu, 21 November 2012
Infeksi Human Immunodeficiency Virus pada Kehamilan
Diposting oleh
kumpulan artikel kedokteran terlengkap
di
10:50 PM
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook


dr danny satriyo. Diberdayakan oleh Blogger.
My profil
Blog Archive
Artikel Popupler
-
EKTIMA I. PENDAHULUAN Ektima adalah pioderma ulseratif kulit yang umumnya disebabkan oleh Streptococcus β-hemolyticus . Penye...
Komentar :
Posting Komentar